Di balik kesunyianku ada kesunyian lain, penghuninya adalah kesendirianku yang berkerumun seperti pasar dan kesenyapanku bising oleh suara-suara
Terlalu muda dan gelisah aku mencari-cari di atas kesunyian. Suara-suara dari lembah nun jauh masih terngiang, di telingaku, dan bayanganya menghalangi jalanku sehingga aku tak dapat pergi.
Di antara bukit-bukit itu ada sebuah hutan yang amat elok, penghuninya adalah kedamaianku dari angin puyuh dan keelokanku, dialah khayalan.
Terlalu muda dan terlalu liar aku mencari hutan suci itu. Rasa asin darah masih melekat di bibir, busur serta anak panah nenek moyangku masih kugenggam namun aku tak mampu pergi.
Di balik diriku yang terkurung ini, hidup diriku yang bebas, yang baginya mimpi-mimpiku adalah medan perang di waktu malam dan hasrat-hasratku adalah tulang-belulang yang gemertak.
Terlalu muda dan kejam untuk aku menjadi diri yang bebas
Dan bagaimana aku menjadi diri yang bebas bila aku tak membunuh diriku yang terkurung ini, atau bila semua manusia tak bebas?
Bagaimana daunku bisa terbang bernyanyi bersama angin bila akarku masih menancap dalam tanah?
Bagaimana elang dalam diriku dapat membumbung menuju matahari sebelum anak-anakku meninggalkan sarang yang kubangun dengan paruhku ini untuk mereka?.
.jpg)