Kerja


 Bismillah...

Dengan bekerja engkau dapat mengikuti dan dekat dengan jiwa dunia.

pengangguran akan menjadikanmu terasing di antara musim-musim.

Membawamu ke luar dari iring-iringan kehidupan yang berbaris penuh kemuliaan.

Dalam kepatuhan yang penuh kebanggan, menuju keabadian.

Ketika bekerja engkau adalah seruling yang menjadikan bisikan-bisikan waktu menjadi senandung.

Ataukah engkau ingin menjadi sebatang bambu, yang sepi dan dungu, ketika yang lain bersenandung  dalam hymne alam.

Selalu engkau di beri tahu bahwa bekerja adalah terhina dan berkarya adalah sial.

Tapi, aku katakan padamu bahwa ketika engkau berkerja, engkau sedang mewujudkan mimpi terindah milik dunia.

Yang selalu menuntut kepadamu kapan mimpi itu akan terwujud.

Dengan selalu bekerja engkau akan selalu berada dalam dekapan kehidupan yang sedang mencinta.

Dan dengan bercinta dengan kehidupan melalui kerja, engkau telah terlibat denganya dengan cara paling intim dan rahasia.

Tapi jika rasa sakitmu telah melahirkan penderitaan dan dukungan daging menjadi kutukan yang tertulis di alismu.

Maka aku menjawab bahwa tidak ada selain keindahan alismu sendiri yang menghapuskan apa yang sudah tertulis itu.

Engkau telah diberi tahu bahwa hidup afalah kegelapan, dan dalam kekhawatiranmu.

Engkau mengumandangkan apa yang telah dikatakan kepadamu dengan ketakutan.

Dan aku memgatakan bahwa kehidupan memang kegelapan jika ia keinginan.

Dan semua keinginan adalah buta jika ia tanpa pengetahuan.

Dan pengetahuan adalah kosong jika tanpa disertai kerja.

Dan semua kerja adalah hampa kecuali jika ada cinta.

Dan jika kau bekerja dengan cinta, maka engkau sedang mengikatkan diri dengan dirimu sendiri, dengan orang lain, dan dengan Tuhan.

Dan apakah bekerja dengan cinta itu?

Ia adalah menenun kain dengan benang-benang dari hatimu, seakan kekasihmu yang akan mengenakanya.

Membangun rumah dengan batu-batu dari jantungmu, seakan kekasihmu yang akan menempatinya.

Menabur benih dengan penuh kelembutan dan memetik panen dengan rasa senang, seakan kekasuhmu yang akan menjadikan buah-buahan itu sebagai hidanganya.

Meneguhkan segala yang telah kau bangun dengan hembusan jiwamu sendiri.

Dan memgetahui orang-orang yang telah mati sedang berdiri bersamamu dan mengamati.

Seringkali aku mendengar engkau berkata seperti sedang mengigau dalam tidurmu "Siapa yang bekerja dengan pualam, dan menemukan bentuk jiwanya sendiri dalam bebatuan itu, lebih mulia dari mereka yang membajak sawah.

"Dan siapa yang dapat merenggut pelangi dan merebahkanya di atas kain dalam kemiripan seperti manusia, lebih utama dari pembuat sepatu untuk alas kaki kita."

Tapi aku katakan, bukan dalam tidur, tapi dengan sepenuh kesadaran di siang hari.

Bahwa angin tidak bertiup lebih indah dari pohon oak raksasa dibandingkan  pada bilah-bilah rerumputan.

Dan hanya dia yang agung yang mampu mengubah suara angin  menjadi lebih merdu dengan cintanya.

KERJA MEMBUAT CINTA MENJADI NYATA.

Dan jika kamu tidak dapat bekerja dengan cinta, dan hanya rasa enggan engkau bekerja.

Maka lebih baik bagimu untuk meninggalkan kerjamu itu dan duduk di pinggir jalan meminta sedekah dari orang-orang yang bekerja dengan gembira.

Karena jika engkau menanak nasi dengan masa bodoh, engkau telah memasak nasi sangit yang hanya dapat menghilangkan rasa lapar setengah manusia.

Dan jika engkau menaruh rasa dendam dalam pengeringan teh, maka engkau telah menanamkan racun dalam keharuman nikmatnya.

Dan jika engkau bersenandung meskipun untuk para bidadari, tapi jika bukan cinta yang kau senandungkan.

Maka engkau . . .

Maka engkau . . .

Maka engkau . . . engkau telah menggaduhkan telinga manusia dari mendengar senandung siang dan alunan malam.


wassalam . . .